skip to Main Content
Jl. Lenteng Agung Baru No. 22 Jakarta Selatan (Depan Kampus Univ. Pancasila)
Jasa penerjemah perkata

Makna Sebuah Kata Hanya Penting Bagi Penerjemah dan Pengguna

Pendekatan yang berpusat pada manusia, bahasa, atau kebudayaan selalu lebih produktif dan efektif daripada pemusatan perhatian pada struktur linguistik abstrak ataupun kaidah-kaidah budaya.

Makna sebuah kata

Penerjemahan acapkali dianggap hanya berkutat soal kata-kata dan maknanya: apa makna kata pada teks bahasa sumber dan kata apa dalam bahasa sasaran yang paling baik menangkap atau menyampaikan makna itu.

Kata dan makna tak pelak lagi memang penting. Namun , bagaimanapun keduanya hanya benar-benar penting bagi penerjemah (seperti juga bagi kebanyakan orang) dalam konteks seseorang yang benar-benar mempergunakan, menuturkan, atau menuliskan kata dan makna itu kepada orang lain. Ketika filsuf Austria, Ludwig Wittgenstein, melontarkan gurauannya yang terkenal:

Sebuah kata adalah penggunaannya dalam bahasa”, yang ia maksudkan bahwa orang yang mempergunakan bahasa selalu atau paling tidak, sebaiknya- mendahulukan medan makna (semantic fields) secara abstrak daripada makna dalam kamus.

Kisah pemahaman kata oleh penerjemah yang bernama Jim dan Maria hidup bersama.

Jim penerjemah asli bahasa Inggris Amerika Utara, sedangkan Maria penerjemah asli bahasa Spanyol Argentina.

Bahasa Inggris Maria lebih baik ketimbang bahasa Spanyol Jim, sehingga mereka lebih sering berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Maria merasa terganggu bila Jim memanggilnya “silly” dan Jim memang sering melakukannya. Akhirnya, tatkala suatu saat Jim terlalu sering mengucapkan kata yang menyakitkan hati itu, Maria memutuskan untuk membicarakannya dengan Jim. Jim menjelaskan, kata “silly” dimaksudkan sebagai ungkapan kasih sayang.

Ketika masih anak-anak, setiap orang dalam keluarganya memakai kata “silly” sebagai ungkapan sayang. “Silly” artinya lucu, jenaka, periang, imut-imut, anak yang manis. Namun, Maria menjelaskan ia pernah mempelajari kata itu di sekolah dan ia diajarkan bahwa kata itu berarti “dungu, tolol, menggelikan”. Hasil dari pembicaraan itu, Jim menjadi berhati-hati untuk menggunakan kata “silly” dalam konteks-konteks yang diharapkan suasana hatinya yang riang dan nada suaranya yang penuh sayang akan menerangkan kepada Maria bahwa ia tidak bermaksud melukai hati Maria dengan mempergunakan kata itu.

Setiap Kata Diterjemahkan Berbeda dalam Setiap Kondisi.

Maria mulai menyadari bahwa cara Jim mempergunakan kata itu berbeda maknanya dengan apa yang dipelajarinya di sekolah. Namun, adakalanya ia mendengar Jim mengucapkan kata itu dengan cara yang kurang manis.

Saat mereka sedang bertengkar dan sebagai tanggapan terhadap sesuatu yang baru saja diucapkan Maria, Jim menggeleng-gelengkan kepala dengan tidak sabar dan mendengus, “Don’t be silly!”

Wajar bila Maria menduga bahwa kata “silly” bagi Jim dalam konteks tertentu memang berarti kurang lebih seperti yang telah dipelajarinya dahulu di sekolah, yaitu “dungu, tolol, menggelikan.” Namun, Maria pun menerima penjelasan Jim bahwa kata itu baginya lebih sering bermakna “lucu, jenaka, dan periang.”

Pada contoh kasus tersebut dan kehidupan sehari-hari pada umumnya, “kata” dan “makna” mempunyai arti penting yang sangat erat hubungannya dengan orang. Oranglah yang memberi arti pada “kata” dan “makna”. Arti itu muncul dari pengalaman, kebutuhan, dan keinginan mereka.

“Kata” dan “makna” memberitahukan kita banyak hal tentang orang-orang di sekitar kita lebih dari yang kita ketahui sebelumnya dan membantu kita memahami mereka dengan lebih baik. Sebuah kamus me mang dapat menyajikan dua arti kata “silly” yang ber lainan bagi Jim dan Maria dengan menunjukkan dua me dan makna (semantic fields) yang berbeda, yaitu (1) dungu, tolol, menggelikan (2) lucu, jenaka, periang. Namun, ini hanyalah sekedar tiruan ringan dari kerumitan sehari-hari pergeseran makna kata dalam hubungan Jim dan Maria.

Baca Juga Penerjemah Bahasa Inggris

Kita hampir selalu belajar kata dan maknanya dari orang lain dan sebagai fungsi dari hubungan kompleks kita dengan orang lain. Sebenarnya, satu-satunya cara yang benar-benar dapat diandalkan untuk mempelajari kata baru adalah dengan melihat konteks yang digunakan orang lain pada situasi yang sebenarnya, baik secara lisan mau pun tertulis.

Setelah diberi muatan emosi manusiawi oleh orang yang menggunakannya, barulah kata itu terasa hi dup, nyata, dan benar-benar manusiawi. Kata yang di pelajari lewat kamus atau thesaurus kebanyakan akan te rasa kaku, resmi, dan janggal, walaupun “makna” kamus itu memang “benar”. Orang lain yang paham kata itu akan merasa agak tidak enak terhadap penggunanya.

Contoh terbaik dari kasus ini adalah makalah maha siswa yang bertaburan kata-kata yang dicomot langsung dari kamus atau thesaurus, kata-kata yang bahkan belum pernah dilihat atau didengar mahasiswa itu sendiri dalam percakapan nyata atau kalimat tertulis. Bagi guru yang paham, keseluruhan makalah akan tampak seperti bualan omong kosong karena kata-kata itu digunakan asal saja tanpa memperhatikan nuansa percakapan atau penulisan yang nyata dan manusiawi.

JITS. Jasa Penerjemah Tersumpah dan Resmi sellau memberikan alternatif kata yang berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan dan selera pengguna jasa.

This Post Has 0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top
Search
Chat sekarang?